Memilih tidak Mudah

Ini cerita tentang sebuah rasa diantara persahabatan laki-laki dan perempuan. Tentang bagaimana si perempuan harus jatuh hati dan kebimbangannya untuk memilih. Tentang perempuan yang berharap jika laki-laki itu memiliki perasaan yang sama untuknya. Dan tentang rasa sakit yang sulit untuk diungkapkan.

Saat itu kami sudah memasuki kelas akhir dan mulai sibuk karena padatnya jadwal. Tidak terasa waktu terus berjalan. Karena sekarang tiba waktunya kami akan menghadapi ujian-ujian yang memusingkan kepala.

Suatu hari aku mendengar cerita kalau sahabat aku bernama nugget sedang dekat dengan seorang perempuan dari sekolah lain. Akhirnya aku mencoba mencari tahu karena sahabat perempuan aku bernama pastel menyukai nugget sejak kelas 10. Bagaimana aku caranya mencari tahu? Tentu saja dengan mendekati nugget, karena aku dan nugget memiliki sifat yang sama dan juga sama-sama menyebalkan kita menjadi klop.

Nugget ini lelaki paling berisik dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi padahal memiliki wajah biasa saja. Sejak aku mendekati nugget, ternyata nugget juga mudah terbuka sama orang. Kita akhirnya menjadi teman curcol (curhat colongan).
Berawal dari menjodoh-jodohkan orang lain, hingga akhirnya merasa nyaman dengan nugget. Sejujurnya aku merasa bersalah sama pastel karena memiliki perasaan untuk nugget.

Pastel dan nugget ini ternyata saling menyukai hanya saja aku tidak ingin mengakuinya. Aku berubah menjadi jahat sama pastel karena ingin merebut nugget. Aku tidak terbuka lagi sama pastel dan melupakan rencana yang semula aku janjikan.

"Aku kalau sama orang yang disuka, dia bakal aku istimewakan." Namun nugget tidak pernah memperlakukan aku seperti itu, nugget selalu memperlakukan pastel dengan istimewa.

Aku sangat sadar kalau hanya dijadikan pengganti disaat pemeran utama tidak ada. Aku selalu ada untuk nugget saat lagi down, aku selalu support dia, mendoakan dia. Dan nugget sukses membuat aku seakan-akan aku adalah pemeran utama. Semua orang sudah tahu kalau aku menyukai nugget, tapi aku berbohong sama nugget kalau aku menyukai laki-laki lain agar nugget tidak menjauh.

Karena aku memiliki keyakinan jika suatu hari nugget akan memiliki perasaan yang sama dan membuat aku semakin mengejar nugget. Hingga suatu hari persahabatan aku dan pastel mulai merenggang, namun pastel masih berbaik hati disaat aku berusaha merebut nugget akhirnya aku memilih untuk menjauh karena merasa tidak enak.

Suatu hari aku jujur sama pastel karena semakin merasa bersalah.
"Maaf pastel kalau aku menyukai nugget." Dan pastel menjawab "Lebih baik kamu jujur kalau menyukai nugget selama ini."

Akhirnya kita lulus SMA dan mempersiapkan diri untuk masuk kuliah, nugget memilih untuk masuk ptn dan aku berencana juga untuk mendaftar ptn tapi ternyata tidak diijinkan orang tua aku. Saat itu aku sangat marah dengan mereka, karena niat aku sebetulnya baik. Lalu aku mencurahkan kekesalanku ke nugget, dan nugget menyarankan untuk mengikuti keinginan orang tua saja.

Akhirnya aku keterima di universitas swasta tapi nugget gagal masuk ptn, saat itu aku mencoba menghibur nugget dan memberikan dia motivasi. Nugget berkata "Makasih Pris selalu semangatin aku. Selalu support aku ya, nanti kalau aku sukses kamu akan aku jajanin." Disitu aku menangis, karena semakin hari rasa yang aku miliki semakin besar untuk nugget. Akhirnya aku jujur sama nugget, "selama ini aku menyukaimu nugget." Dan jawaban nugget, "maaf Pris andaikan aku mengenalmu lebih dulu, aku akan menyukaimu balik." Akhirnya aku memutuskan untuk melenyapkan perasaan ini.

Namun lagi-lagi nugget selalu berhasil membuat aku seakan aku adalah pemeran utama, nugget selalu berhasil membuat aku gagal untuk melenyapkan perasaan itu dan semakin jahat sama pastel. Nugget, sahabat cowok pertama aku sekaligus membuat aku percaya kalau kedua orang sahabat akan berjodoh.

Tapi aku menerima kenyataan pahit karena nugget akan selalu menyukai pastel, dan aku mencoba untuk menerima itu. Akhirnya aku memilih untuk menjauh dari nugget berharap agar perasaan ini segera lenyap, janji yang aku buat sama nugget untuk selalu ada aku mengingkarinya. Dan gue menyibukkan diri dengan aktivitas anak perkuliahan.

Setelah aku menjauh, nugget dan pastel semakin dekat. Gue senang karena seharusnya sejak awal tidak hadir ditengah-tengah mereka. Seharusnya aku juga tidak memiliki perasaan yang begitu mendalam untuk nugget.

Pesan aku, kamu memang tidak dapat memilih untuk menyukai seseorang. Namun kamu dapat memilih persahabatan atau cinta? Itu yang akan menentukan kamu kedepannya, mungkin kamu memilih cinta tetapi kamu akan kehilangan sesosok sahabat. Jika saat itu aku memilih cinta, persahabatan aku dengan pastel akan hancur begitu juga persahabatan aku dengan nugget. Ini bukan hanya soal cinta tapi berlaku untuk semua aspek.

Bagiku, sahabat lebih penting karena aku yang sangat menginginkan sesosok sahabat. Jika kamu memang ditakdirkan dengannya, suatu saat nanti kalian pasti dipertemukan kembali.

Comments

Post a Comment