Surat Untukmu
Surat ini aku tujukan untukmu,
surat yang tidak berani aku sampaikan langsung kepadamu.
Terima kasih terhadap waktu dan hari-hari yang telah kamu luangkan untukku.
Terima kasih karena kamu mencoba untuk menghibur walaupun candaanmu tidak ku mengerti.
Terima kasih karena kamu membuatku merasa senang setiap hari.
Terima kasih karena sudah membagikan setiap kisahmu kepadaku.
Mimpi-mimpi yang kamu impikan,
aku yakin kamu bisa menggapainya.
Pertemuan kita memang tidak disengaja.
Hanya saja,
aku yang terlalu mudah nyaman.
Aku yang terlalu mudah untuk buka hati.
Aku yang selalu menyangkal kalau sudah jatuh hati denganmu.
Hai kamu,
aku harap kamu baik-baik saja.
Janji kita waktu itu masih kamu ingat bukan?
Aku selalu menyuruh pergi seseorang yang aku sukai
Lalu saat dia benar-benar pergi,
aku sangat menyesal dan berharap dia akan kembali.
Aku bodoh bukan?
Aku selalu takut,
aku cemas,
jika suatu saat kamu akan pergi dan tidak akan pernah kembali.
Tapi saat itu, aku sangat bahagia.
Aku menunggu pesan ataupun telepon darimu.
Aku selalu menunggu bunyi notifikasi darimu setiap hari.
Tapi sekarang, kita hanya sebatas penonton story.
Aku harap, kamu bisa bertemu seseorang yang kamu impikan.
Terima kasih untuk semuanya.
Comments
Post a Comment